Promosi

Buat mereknya korelasi dengan gambar mental, yang mengacu pada sejarah Indonesia yang berusia berabad-abad, yang berakar pada Kerajaan Majapahit. Gambar mental yang kemewahan budaya tradisional yang halus, terkendali, elegan, dan laris-manis.

Tidak diragukan lagi, produk barang konsumsi dari perusahaan besar Indonesia dapat menempati rak supermarket Rusia sebagai produk massal untuk kelas menengah, berdasarkan biaya dan margin keuntungan para peserta dalam rantai perdagangan. Kita berbicara tentang produk seperti, misalnya, popok dan pembalut wanita, bahan kimia rumah tangga, produk perawatan tubuh dan sejenisnya.

Pertama-tama, masalah memilih importir yang tepat dan distribusi melalui rantai ritel penting di sini. Anda dapat meningkatkan penjualan setelah produk sudah masuk ke rak supermarket menggunakan kegiatan promosi. Tentu saja, tidak mungkin untuk membatalkan tahap awal — persiapan barang untuk penjualan di Rusia.

Dengan demikian, pada kenyataannya, setiap produk fmcg dari perusahaan Indonesia memiliki peluang untuk menemukan ceruknya di segmen menengah, tergantung pada tindakan yang kompeten pada tahap memasuki pasar dan dengan manajemen penjualan yang berkualitas tinggi.

Tetapi kita harus ingat bahwa, terlepas dari sanksi, segmen ini akan selalu tetap sangat kompetitif. Dan, yang juga penting, di Rusia, serta hampir di mana-mana di dunia, skenario seperti itu sangat mungkin terjadi di mana kelas menengah akan menjadi lapisan masyarakat yang sangat tipis sehingga persaingan di segmen ini akan menjadi lebih tinggi dari biasanya, dan akan membutuhkan investasi semacam itu dalam promosi, yang pada akhirnya tidak akan menguntungkan bagi mitra kami di Rusia — importir dan distributor — untuk menjual produk kami di Rusia.

Memang, kita berbicara tentang fakta bahwa bagi kita tampaknya yang paling menguntungkan bagi Indonesia adalah bermain di pasar segmen tinggi, produk vip dan mewah dan, tentu saja, di segmen menengah bagian atas. Artinya, di mana pelanggan akhir bersedia membayar mahal; di mana penetapan harga terjadi bukan berdasarkan prinsip "biaya plus keuntungan", tetapi berdasarkan prinsip "berapa banyak konsumen bersedia membayar"; dimana tingkat pengembalian kami ditentukan dengan menimbang apresiasi kami terhadap produk kami dan rasa hormat pelanggan kami.

Kita dapat berbicara tentang hampir semua jenis dan bidang produksi — tekstil, pakaian, alas kaki, furnitur, teh dan kopi, kosmetik dan parfum, dan bahkan makanan kaleng, buah-buahan olahan, dan produk makanan lainnya.

Suatu ketika, Artemy Lebedev, designer paling terkenal di Rusia, pernah berkata bahwa dia akan senang memakai Lapti sebagai sepatu untuk dirumah, jika sepatunya terbuat dari kulit.

Pasti Indonesia ada pabrik dengan spesialis kompeten yang memungkinkan kami mengembangkan model seperti itu untuk pasar Rusia, berkonsultasi langsung dengan Artemy.

Sangat pasti bahwa penjualan Lapti kulit akan berhasil di Rusia, karena media sosial Mr. Lebedev dibaca dan ditonton oleh jutaan penduduk Rusia, dan salah satu rekomendasinya dapat memastikan penjualan yang baik.

Pakai Lapti kulit juga akan menjadi fashion, karena dengan melakukan ini bisa menunjukkan identitas Rusia.

Di sini kita harus menyebutkan bahwa di Rusia di rumah Anda juga membutuhkan sepatu karena lantainya dingin. Ini dia — ceruk untuk pabrik sepatu.

Produk semacam itu dapat menambah bagian lain dari mosaik pada reputasi Indonesia — "mereka menghasilkan sepatu berkualitas baik dari bahan alami dengan desain eksklusif yang indah yang dekat dengan budaya Rusia."

Dengan demikian, peluang besar terbuka untuk industri sepatu.

Kita semua tahu betapa berkembangnya industri tekstil Indonesia, dan bahwa kekayaan corak dan kombinasi warna yang dapat diwujudkan produksi Indonesia dalam kain tidak mampu menghasilkan industri negara lain.

Kebetulan Rusia modern tidak ada cara untuk memenuhi permintaan kain untuk produksi pakaian dan produk tekstil lainnya sendiri. Sebagian besar pasar ini ditempati oleh impor. Sulit untuk melebih-lebihkan nilai potensi ekspor ke Rusia yang dimiliki produsen tekstil Indonesia saat ini.

Merek pakaian besar Eropa, seperti Zara, misalnya, meninggalkan pasar Rusia, memenuhi sanksi Barat. Pemerintah Rusia, menyadari bahwa pakaian adalah salah satu kebutuhan dasar seseorang, menyerukan desainer pakaian Rusia untuk mengganti produk perusahaan yang telah meninggalkan pasar dengan produksi yang akan dibuat di Rusia, dan khusus untuk ini mereka ciptakan program preferensi untuk industri ini.

Namun segmen ini memiliki tantangan tersendiri. Pertama-tama, tidak ada cukup pasokan kain. Kesulitan kedua adalah kurangnya kapasitas produksi. Yang ketiga adalah kurangnya kompetensi menjahit, di Rusia hanya sedikit yang bisa menjahit pakaian.

Dengan demikian, Indonesia bisa mengekspor kain ke Rusia, membuat baju rancangan perancang busana Rusia dan menjual baju rancangan perancang Indonesia ke Rusia.

Tidak diragukan lagi, perspektif yang paling menguntungkan dan jangka panjang adalah membuka pabrik menjahit di Rusia, karena dalam hal ini tidak akan ada bea masuk atas impor kain dari Indonesia, pajak penghasilan nol dalam beberapa tahun pertama, tarif preferensial untuk listrik. Selain itu, tidak ada bea masuk atas peralatan impor, yaitu Anda cukup mengangkut peralatan menjahit dari Indonesia dan mulai bekerja di Rusia.